Selasa, 13 September 2016

Creative and Talented Friend

Tiba-tiba mau menulis ini. Tentang teman-teman yang sudah berani keluar dari zona nyamannya, untuk freelance dan berkreasi diatas kakinya sendiri.

Setelah lulus kuliah di tahun 2005, saya bekerja di salah satu konsultan arsitek-interior di bilangan Antasari, Jakarta Selatan. Namanya juga anak baru lulus. Lagi seneng-senengnya belajar sambil bermain. 3,5 tahun disana, saya memutuskan berhenti bekerja karena akan melanjutkan S2. Belum 2 bulan berhenti bekerja, saya memutuskan untuk berkantor kembali. Kali ini kantor saya tidak jauh dari kampus, sehingga memudahkan saya ketika akan kuliah. Konsultan kecil yang hanya memiliki 15 karyawan. Walaupun konsultan kecil, namun tidak bisa dibilang kecil untuk proyek-proyek yang ditangani.Saat itu, kantor saya itu menjadi local partner untuk proyek Yabupushelberg. WOW.. a good experience.. Setelah menyelesaikan proyek marketing ofice dan 2 showunit di daerah Kuningan Jakarta Selatan, saya resign. 1,5 tahun mencari pengalaman disana, saya mendapatkan tawaran untuk bekerja di salah satu biro arsitek di Kemang. Karena kuliah saya hampir selesai, saya ambil tawaran tersebut, menjadi Project Architect dari seorang Arsitek berkewarganegaraan Amerika. Yes, another challenge for me.

10 tahun sejak pertama kali menjadi fresh graduate di dunia interior-arsitektur, saya kagum sendiri dengan beberapa teman saya yang sudah berdiri sendiri di kakinya sendiri. Satu persatu karya mereka tercetak di majalah-majalah arsitektur & interior bergengsi di negeri ini. Satu persatu dari mereka menjadi pembicara untuk seminar skala nasional. Bangga rasanya.

Ada sahabat saya yang akhirnya bikin konsultan sendiri bersama suaminya.. IFD Architect (yang saat ini sering mengisi acara arsitektur & interior di TV swasta)..  Ada senior saya yang karyanya sungguh kreatif dengan Parametr Architect nya.. Ada teman seperjuangan ketika ngekost dibilangan Fatmawati dengan YAPH Studio nya di Bandung.. Ada temen bandel ngabur ke Bali bertujuh (studio kosong) dengan ILCASA dan Abimantra nya.. Ada teman yang akhirnya bikin studio lighting dan interior nya ENP.. Ada temen yang bikin studio Artwork nya Zenith Design (Artyan).. Ada senior saya, ex Design Manager dengan iDesign nya.. Ada teman yang jago dengan sketsanyaIG @yandi_p.. Bahkan ada yang kreatif di jalur musik dan fashion.

Yang saya sebutkan di atas hanyalah sebagian kecil saja (kalo saya sebutkan semua, malah ngebosenin nanti). Yang jelas.. dengan langkah yang mereka buat saat ini, sangat menginspirasi saya untuk tetap kreatif dan berkarya, apapun jalurnya.

Keep Creative my Super Talented Designer' Friends..

Love,
Vicka

Saya dan Hijab


Memutuskan berhijab datang begitu saja, setelah selalu maju-mundur dengan niat tersebut. Banya sekali yang bertanya "disuruh suami berhijab ya?". Ntah kenapa banyak yang bertanya seperti itu. Apa karena suami saya berwajah timur tengah dan keturunan Arab?
Sama sekali tidak. Suami saya tidak pernah memaksa saya untuk menutup aurat saat ini. Menurutnya, jika saya sudah benar-benar siap, silahkan berhijab. Namun jika masih maju mundur, lebih baik ditunda saja menutup kepala nya, daripada harus buka-tutup hijab.

Jauh sebelum saya kenal dengan suami saya, kira-kira saat saya kuliah, saya sempat bernazar dan berjanji dengan ayah saya untuk menutup kepala ketika saya sudah menikah dan memiliki anak.  Setelah saya menikah dan memiliki anak, saya sempat lupa dengan janji saya tersebut. Semua diingatkan kembali oleh kakak saya yang menutup kepalanya sepulang dari tanah suci. Hati saya sempat tersentil, "kakak saya yang lebih gaul aja.. bisa menutup kepala, meninggalkan pakaian tanpa lengan dan rok/celana pendeknya, kenapa saya tidak?"
Namun, saya masih belum 100% mantap menutup kepala. Hal lain yang mengganjal adalah adanya aturan tidak tertulis di kantor saya mengenai hijab. Memang, sudah ada 3 orang yang berhijab, tetapi jabatan mereka admin dan assisten Project Architect yang jarang keluar kantor. Sedangkan saya termasuk orang yang cukup sering keluar kantor untuk mendampingi boss bule saya untuk meeting keluar kantor.

Dengan kenekatan saya dan hidayah yang hadir melalui mimpi, saat ulang tahun ke 33, saya mantap menutup kepala. Rejeki Allah yang atur.

Bismillahirohmaanirrohiiim.. Semoga hijab ini bukan hanya perhiasan di kepala, namun lebih jauh dari itu.. Bisa menjadi jalan saya menjadi muslimah yang lebih baik lagi. Aamiin YRA..

FYI.. 1 bulan setelah saya berhijab, boss bule saya sempat bertanya kenapa saya memutuskan berhijab. Beliau bertanya "Saya cuma curious, kenapa kamu memutuskan berhijab? Apa sekarang kamu merasa menjadi konservatif karena sudah menikah dan punya anak? But honestly, im so ok if everyone's here want to wear hijab. Just say to your friends if they want to wear it"

Alhamdulillah kantor sudah memperbolehkan karyawatinya berhijab.

Love,
Vicka


CommuterLine & Bogor


Siapa bilang liburan haarus mahal? Sebagai orang tua, kita dituntut untuk kreatif dalam mencari kegiatan dan stimulasi untuk si kecil. Kreatif tidak harus mahal. Yang terpenting adalah memberikan pengalaman baru buat buah hati kita.

Akhir pekan kemarin, secara tiba-tiba, saya memiliki ide untuk mengajak si kecil naik CommuterLine (transportasi yang menjadi andalan kami ke kantor sebagai kaum sub-urban). Alhamdulillah disambut baik oleh suami. Ide awal saya hanya naik CommuterLine dari Kranji ke Jakarta Kota, lalu kembali ke Kranji lagi. Namun suami malah memberikan ide hingga ke Bogor.

Setelah mandi dan bersiap-siap, kami berangkat dari rumah kami di bilangan Kalimalang, Bekasi ke stasiun Kranji sekitar jam 10.30. Sudah cukup siang karena ide dadakan saya muncul sekitar jam 9 pagi. Setelah menunggu sekitar 10 menit, akhirnya kereta kami datang. Kami naik KRL jurusan Bekasi - Jakarta Kota, berhenti di stasiun transit Manggarai.Sesampainya di Manggarai, kami pindah ke jalur 6, untuk berganti rangkaian kereta ke jurasan Bogor.

Selama perjalanan di KRL, Aira cukup bersahabat. Teriak-teriak excited sambil sesekali meminta Aba nya jalan-jalan di dalam gerbong. Untungnya hari libur, jadi KRL tidak terlalu penuh seperti jam-jam kami berangkat dan pulang kerja. Ketika menaiki kereta jurusan Bogor, Aira sempat rewel karena waktunya dia nenen dan tidur. Saya nenen in sebentar, dia pun tertidur pulas dalam dekapan saya. Dia bangun ketika kereta memasuki stasiun Bogor. Sesampainya di Bogor, suami menggantikan saya menggendong Aira.

Karena memang dadakan dan tidak memiliki tujuan, kami pun baru googling tujuan kami ketika kami sudah sampai di stasiun Bogor. Jam menunjukkan pukul 12.30, tujuan pertama kami adalah mencari tempat makan. "Tempat makan dekat stasiun Bogor", muncul beberapa nama tempat. Akhirnya kami memilih Macaroni Panggang, karena sebelumnya kami sudah pernah kesana dan letaknya cukup mudah dijangkau dengan menaiki Angkutan Kota. Kami naik angkot 03 dan turun di depan Taman Kencana Bogor. Menyebrang jalan, dan sampailah kami di MP.

Di MP, kami pesan Sate Maranggi dan Rolade Daging. Kami tidak membawa makanan khusus untuk Aira dari rumah. Hanya cemilan dan pisang. Aira hobby sekali memakan pisang. FYI, sejak Aira usia 1 tahun, kami membiasakan dia makan makanan keluarga. Jadi apapun yang dimakan keluarga, sebisa mungkin Aira bisa memakannya. Di MP, Aira makan Rolade daging. Alhamdulillah dia bisa makan walaupun hanya beberapa suap. 

Sehabis makan di MP, kami bermain-main sebentar di Taman Kencana. Aira belajar jalan disana. Setelah bermain sebentar di taman, kami mampir ke Kebun Raya Bogor. Dari taman Kencana, kami jalan kaki kearah bawah untuk naik angkot 02 yang kearah Kebun Raya Bogor. Sayangnya, waktu sudah cukup sore (pukul 15.30) dan langit sudah mendung ketika kami sampai di Kebun Raya. Jadi kami hanya duduk-duduk sebentar di depan gerbang Kebun Raya, lalu kembali ke stasiun menggunakan angkot 02. Bukan Bogor namanya kalo weekend tidak macet.

Kami sampai di stasiun Bogor jam 16.15. Pas sampai stasiun, sudah ada kereta jurusan Duri, kami pun bergegas naik ke dalam kereta karena hujan mulai turun. Setelah menunggu di dalam KRL selama 15 menit, akhirnya KRL kami jalan menuju Jakarta. Sesampainya di stasiun transit Manggarai, kami kembali menunggu di jalur 4, untuk menunggu KRL jurusan Bekasi. Sepanjang perjalanan, Aira tidur pulas dan baru bangun ketika kami sampai di stasiun Kranji.

Berikut saran saya ketika akan mengajak si kecil naik kendaraan umum :
1. Kenakan pakaian yang nyaman untuk si kecil. Saya memakaikan Aira tshirt (berbahan katun yang adem dan menyerap keringat), celana pendek, topi dan sepatu sandal.
2. Hanya membawa 2 tas.
    - 1 tas untuk barang Aira (diaper 4 pcs, handuk kecil, kaos 2, celana 1, tisue basah, tisue kering, toilettries, cemilan marie, cemilan puff, pisang, minum).
    - 1 tas untuk barang mama-aba (hp, charger, powerbank, minum 1 botol, cemilan crepes mini, deodorant, minyak wangi, dompet, payung)
3. Gendongan hipseat (kami memakai merk i-angel). Gendongan ini sangat membantu saat berjalan-jalan tanpa menggunakan stroller. Buat saya, gendongan ini berguna juga saat menyusui Aira.
4. Hindari hari dan jam orang berangkat dan pulang kerja. Walaupun wanita dengan balita mendapatkan kursi prioritas, namun bepergian menggunakan KRL saat KRL penuh sesak akan membuat anak kita merasa tidak nyaman.

Beginilah cerita kami saat akhir pekan kemarin. Liburan tidak harus selalu mahal. Yang terpenting, memberikan pengalaman lain untuk buah hati kita.

Selamat liburan dan memberi pengalaman lain buat si kecil ya Mommy & Daddy..

Love,
Vicka