Berbicara mengenai undangan, pastinya saya akan teringat banyak hal yang bikin saya dan keluarga tarik urat.. Kalo boleh mengulang waktu.. Sudah bisa dipastikan, saya tidak akan memesan undangan di Pasar Tebet.. Setelah blog walking ke blog wedding preparation dan cerita dari teman dan saudara.. Mereka menyarankan ke Pasar Tebet karena template nya banyak, harga nya pun bisa murah..
Undangan saya dihargai Rp, 5.000 / pcs untuk 600 buah ditambah 100 pcs buku pengajian hardcover. Saya memesan undangan ini di bulan Mei 2014. Sebelumnya saya dan mas arab survei keliling pasar untuk mencari desain yang kami suka dengan harga dibawah Rp. 10.000. Kami pikir, undangan tidak perlu mahal.. Karena tho akan dibuang, sedangkan harga souvenir boleh diatas harga undangan dengan catatan memilih souvenir yang bermanfaat..
Ok, balik lagi saya sharing mengenai undangan. Setelah keliling pasar tebet, saya suka banget sama salah satu contoh undangan yang ada.. Simple.. Dan setelah nego sana sini.. Akhirnya deal di harga Rp. 5.000/pcs dengan kualitas kertas lokal (boleh kertas Jasmine, atau Akasya) dan dikasih bonus plastic dan ucapan terima kasih dari bahan yang sama (antara kertas Jasmine atau kertas Akasya)
Pada saat DP undangan (saya DP Rp. 500.000), saya memberikan potongan kain sebagai acuan warna karena saya mengubah warna sesuai dengan tema warna wedding saya dengan Mas Arab.. Berharap pada saat dikirimkan draft undangan, warna sudah diubah mengikuti warna yang kami mau..
Jeeeeng.. Jeeeeng.. ini tragedi pertama.. Setelah hampir 2 minggu (padahal di awal dijanjikan 1 minggu), dikirimlah draft pertama.. Daaaaan.. warnanya belum diubah saudara-saudara.. Warna masih sesuai aslinya.. Maka dari ituuu... dibuatlah review yang lebih detail dengan memunculkan RGB colornya.. Berharap dengan adanya RGB color, memudahkan dan mempercepat si mas-mas setting undangan untuk color selection dan memudahkan petugas setting percetakan untuk mencari warna (supaya tidak salah)
Ini contoh undangan yang sudah saya review di review 1..
Intinya.. saya dan Mas Arab bolak-balik review hingga 5 kali (memang ada perubahan 1 kali, karena kami pindah venue)..
Kami sadar, warna yang kami pilih agak spesifik (terutama untuk warna dasar dan warna baby blue), makanya kami minta untuk dibuatkan mock-up 1 buah dengan biaya ditanggung oleh kami. Hal ini saya dan Mas Arab ungkapkan melalui email dan secara langsung ke Mba Deli (yang belakangan kami tahu bahwa si Mba Deli ini adalah istri yang punya).. Namun tetap tidak bisa. Mereka hanya bisa cetak digital dengan warna yang sangat lari dan ukuran yang diperkecil (karena mereka ngejar ukuran A3 untuk keseluruhan desain termasuk amplop dan tanda terima kasih)..
Setelah saya approve desainnya dan saya dijanjikan untuk melihat hasil digital print.. Pas saya melihat hasil digital print.. Seluruh warna lari.. Masa dari warna peach rose yang saya minta, hasil digital print nya menjadi orange..? Oh No..! Bikin saya dan si Mas Arab semakin mantap untuk meminta Mock Up.. Tapi teteeep.. mereka tidak bisa memberikan mock-up walaupun biaya mock-up kami yang tanggung.. huuuft..! Karena kekhawatiran si Mas Arab sangat besar terhadap warna undangan, akhir nya dia bertanya ke Mba Deli, bagaimana jika hasilnya berbeda jauh? Apakah bisa diganti? Soalnya undangan yang dipesan tidak sedikit. Si Mba tetep meyakinkan kami bahwa warna tidak akan jauh berbeda. Dan mereka bersedia mengganti apabila memang warna nya jauh berbeda.
Lumayaaan.. bisa bikin tenang..
Akhirnya desain diapprove dan saya katakan bahwa undangan saya siap naik cetak di awal Juli 2014. Saya cepat-cepat minta naik cetak supaya di pertengahan Agustus 2014 undangan sudah selesai. Mereka minta waktu yang lebih lama karena pada saat itu mendekati puasa dan lebaran. Jadi produksi cetak yang biasanya 3 minggu, menjadi 1,5 bulan. kami pun ngalah karena masih di akhir Agustus. Saya minta selesai di 29 Agustus 2014 dan mereka menyanggupinya.
1 minggu sebelum waktu pengambilan, mas Arab menelpon Mba Deli untuk memastikan bahwa undangan kami ambil tanggal 29 Ags. Si mba masih menyanggupi.. Tenanglah kami.. Karena pada saat itu, saya dan Mas Arab sedang mempersiapkan acara lamaran kami yang diadakan tgl 31 Agustus 2014.
Daaan.. ini tragedi kedua.. Sampai tanggal 29 (bahkan 30 Agustus 2014) undangan belum selesai.. Akhirnya tgl 1 September 2014 (sehari setelah hari lamaran saya), saya dan mama mendatangi langsung Violetas untuk melunasi pembayaran (undangan dan buku pengajian), dengan maksud agar undangan cepat selesai. Mereka menjanjikan hari Sabtu atau minggu ini undangan saya selesai. Hari Jumatnya saya telp, katanya undangan sudah selesai, namun amplop belum selesai karena mereka salah beli kertas.. Tuuuh kaaan.. saya dijanji-janjiin doang.. Molor untuk kedua kalinya.. Tapi mereka janji minggu depan undangan kami selesai semuanya.. Baiklaaah.. Saya tunggu janji manis mu Mbaaa..
Sampai juga di minggu depannya, di tanggal14 September 2014.. Hati senang riang gembira pas mau ambil undangan.. Karena ada 2 hal penting yang akan kami ambil, yaitu undangan dan cincin nikah kami..
Sesampainya di Pasar Tebet.. saya dan si Mas Arab berang bukan kepalang..! Yang paling terlihat nyata adalah amplop undangan kami.. Warnanya putih dengan tulisan baby blue yang sangat pale.. Oke.. baiklah yaa.. mari kita urut dosa-dosa si Violetas terhadap undangan saya dan mas Arab :
1. Amplop undangan : putih dengan tinta (very pale) baby blue.. Seharusnya warna amplop baby blue dengan tinta warna dasar undangan (which is abu-abu tua-ada birunya)
2. Undangan : masih oke seh.. Tapi ternyata setelah dilihat dan dipangang dengan seksama dengan Mas Arab, warna dasar undangan adalah hijau.. padahal yang diminta si abu-abu tua ada birunya. (damn..! ko malah dia yang lebih sensitif masalah warna dibanding gw yang sehari-hari berkecimpung dengan warna.. Okelah..!)
3. Peta : ini juga dodol banget neeeh.. Jelas-jelas warna yang di approve itu sama dengan amplop.. Masa warnanya jadi ivory seh?
4. Tanda terima kasih : kami diberikan tanda terima kasih berupa potongan digital print (dengan warna yang lari kesana kemari) dengan kertas concorde yang dikasi coating (ingat kan yaa... di awal saya infokan bahwa seharusnya saya dapet kualitas nya kualitas cetak, bukan kualitas digital print)..
Minta ditembak dari jarak dekat ga seh ini percetakan..? Masa semuanya beda-beda dan tidak sesuai dengan yang sudah di approve? Dengan mood yang udah down dan badan lemas.. akhirnya saya dan Mas Arab menuju Kelapa Gading untuk ambil si cincin kawin (yang untungnya bagusss bangeeeeet).. Percuma juga tetep di pasar tebet.. Si Pak Ape (yang punya) ga bisa memberikan keputusan karena si bapak perlu klarifikasi dari si Mba Deli.. Si bapak minta saya untuk datang kembali besokannya..
Besoknya.. saya dan keluarga, serta Mas Arab dan keluarga makan siang bersama dalam rangka ulang tahun kakak ipar mas arab.. Daaaan.. kakaknya mas arab langsung murka ngeliat undangan yang kacau balau.. Malemnya mama saya yang ngomel karena hasil undangannya jelek banget.. Jadilah kami sekeluarga (keluarga saya dan keluarga mas Arab) sama-sama & beramai-ramai mendatangi si Ape ini..
Teteeeep yaaaa.. pas sampe sana.. Mba Deli ini mengklaim bahwa mereka yang benar.. Sampai akhirnya ditariklah salah satu orang disana sebagai penengah.. Setelah mendengar ceritanya, si bapak penengah ini kasih saran ke si Ape (udah kagak pake Pak lagi.. respect gw udah ilang ama neh bapak) untuk mengganti keseluruhan undangan.. "Udah Pe.. lo ganti aja semua, demi kelangsungan usaha lo dan kita-kita yang disini".. Oke, kenapa ini bapak bicara seperti itu.. Karena pada saat kami semua murka, keluarga Mas Arab ini ngebawa-bawa Ambon (karena mereka memang orang Ambon).. Mereka males juga kali yaaa, kalo sampe berurusan sama Ambon-Ambon..
Si Ape ini (akhirnya) bersedia untuk membuatkan mock-up.. Seenggaknya bikin approval setiap warna.. Supaya tidak terjadi kesalahan untuk kesekian kalinya.. Bisa tenang sedikit deeeh.. Mereka juga bersedia menyelesaikannya sebelum Lebaran Haji.. Fiuuuuh.. Giliran saya yang jadi eneg sama undangan saya..Dari yang suka banget sama desainnya sampe eneg ngeliatnya..
Pengorbanan undangan ini belum selesai saudara-saudara.. Karena setiap harinya.. di jam istirahat.. saya rutin ke pasar tebet untuk ngecek setiap warna.. *oke.. potong gaji krn kurang jam*
Berdasarkan pengalaman ini.. Saran saya, jika kalian akan cetak undangan di Tebet, coba deh perhatikan hal-hal berikut :
1. Kalo bisa, pada saat setting awal, langsung aja tongkrongin itu tukang settingnya.. Kalo tukang settingnya ada di lokasi ya.. Kasus saya, tukang settingnya di lempar lagi ke orang lain, sehingga sampai berkali-kali revie, saya tidak bertemu dengan si tukang setting yang namanya Kirun itu..
2. Bawel, bawel dan bawel mengenai warna (kalo warna kalian tidak mau meleset ya).. Supaya gak gambling, warna nya jgn warna aneh-aneh.. Kalopun mau warna anaeh-aneh, kasih sample warnanya. Bisa dari potongan kain, bisa juga dari printing yang ada.
3. Jangan dilunasi sebelum kerja mereka 100% tuntas.
4. Minta dibuatkan Mock-Up. Kalo mereka tidak menyanggupi, minta mereka untuk buat approval per warna.
5. Jangan mau dijanji-manisin soal selesainya undangan kalian.. Balik lagi.. bawel deh soal waktu.. Follow-up dan ingatkan mereka mengenai dateline nya..
6. Pastikan keseluruhan desain kalian connected ya..
7. Kalo bisa, pilihlah vendor yang memiliki mesin percetakan sendiri.. Setahu saya, Duta Graphia - Tebet punya mesin cetak sendiri.
8. Periksa keseluruhan isi undangan, apakah sudah benar atau belum. Nama (pengantin dan ibu-bapak), nama gedung dan alamatnya, waktu pelaksanaan. Bahkan kalian juga harus memeriksa kebenaran peta lokasi dan kartu ucapan terima kasih
Nanti saya share ya mengenai latest design untuk undangan saya.. Sekarang undangan belum di sebar, jadi final desainnya saya share setelah undangan disebar..
Semangat capeng-capeng cantik dan ganteng.. Semoga undangan kalian tidak bermasalah seperti undangan saya..
cheers,
Vicka